Budaya yang tak pernah usai

ORANG SASAK PASTI MELAKSANAKAN ADAT NYONGKOLAN

       

       Sejak manusia lahir di dunia, dalam langkah dan tindakannya sehari-hari secara naluriah, menimbulkan kebiasaan yang kemudian dalam perkembangannya menjadi adat kebiasaan, teradat dan menjadi adat. Dengan kata lain, timbulnya suatu adat adalah dari kebiasaan sehari-hari lalu menjadi tradisi yang didukung oleh falsafah yang menguntungkan dan membawa kepuasan. Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Prosesi Nyongkolan ini dilakukan setelah dilaksanakannya prosesi yang disebut Sorong Serah Aji Krama, yang merupakan prosesi terpenting dari seluruh rangkaian adat perkawinan suku Sasak. Prosesi ini dapat dipersamakan dengan "sidang majelis adat". Dari sudut pandang adat Sasak, Sorong Serah merupakan peng-absah-an suatu perkawinan, agar para pengantin memperoleh hak-haknya secara adat. 
       Keluarga mempelai peria datang dengan cara terhormat dan diterima dengan cara terhormat oleh keluarga dari mempelai wanita. Pengantin diiringi sekitar 1,5 km jarak dari rumah pengantin wanita, dengan tujuan untuk memberitahukan kepada pihak keluarga bahwa pengantin wanita dalam keadaan baik-baik saja, dan memberitahu khususnya kepada masyarakat bahwa mereka sudah menikah dan sah menjadi pasangan suami istri. Agar tidak terjadi fitnah di kemudian hari apabila kedua pasangan ini pulang sampai larut malam. Nyongkolan merupakan adat istiadat yang diturunkan secara turun temurun oleh Nenek Moyang orang Sasak. Apabila seseorang tidak melaksanakan prosesi nyongkolan, artinya seseorang itu tidak benar-benar tahu tentang makna yang sebenarnya dari prosesi nyongkolan. Makna dari prosesi nyongkolan adalah agar terciptanya rumah tangga yang harmonis sampai ajal memisahkan, atau istilah orang Sasak โ€œlebur anyong saling sedokโ€ . 
       Menurut Bapak Marzuki: Jika seseorang tidak melaksanakan upacara Nyongkolan bisa dikatakan bahwa orang itu tidak akan mendapatkan keharmonisan dalam rumah tangganya. Mengapa? Karena menurut kepercayaan orang Sasak, jika seseorang tidak melaksanakan salah satu adat yaitu nyongkolan, maka akan berdampak pada anak, anak akan menjadi tuli dan bisu. Pendapat yang setara juga dikemukan oleh Bapak Ruslan: Jika seseorang tidak melaksanakan upacara Nyongkolan bisa dikatakan orang itu tidak akan mendapatkan keharmonisan dalam rumah tangganya. Mengapa? Karena menurut kepercayaan orang Sasak, jika seseorang tidak melaksanakan salah satu adat yaitu upacara Nyongkolan maka akan berdampak pada anak, anak akan menjadi tuli dan bisu. Namun, yang ditemukan dalam masyarakat khususnya Dusun Dasan Baru, Desa Kesik, Kec. Masbagik, jika seseorang tidak melaksanakan upacara Nyongkolan maka akan mengakibatkan terjadinya kawin cerai, anak mengalami cacat fisik maupun cacat mental, memiliki anak namun jika sudah berumur ยฑ 1 tahun meninggal, dan ada juga yang tidak bisa memiliki anak atau mandul karena tidak melaksanakan salah satu adat yaitu Nyongkolan. Oleh karena itu, upacara Nyongkolan memiliki nilai-nilai sakral yang harus diketahui oleh orang Sasak.

Komentar

  1. Waow menambah wawasan tentang tradisi Sasak

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Budaya Sasak terkenal akan salah satu budayanya yaitu nyongkolan.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Ya, tradisi Sasak dan budayanya sangat unik.

      Hapus
  4. Jika tidak melaksanakan nyongkolan apakah ada petuahnya...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keharmonisan dalam rumah tangga tidak akan didapatkan,...

      Hapus
  5. Gumi sasak
    Mule gumi paer solah

    BalasHapus
  6. Dsebutkan bahwasanya "dngan tdak melaksanakan upacara nyongkolan akan berdampak pada pasangan ataupun keturunan"
    Coba di jelaskan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan apa dikatakan oleh Narasumber yaitu Bapak Ruslan, apabila tidak melaksanakan adat nyongkolan tidak akan didapatkan keharmonisan dalam rumah tangga; terjadinya kawin cerai cerai; cacat mental dan fisik pada anak. Coba amati lingkungan tempat tinggal Anda.

      Hapus
  7. Nyongkolan adalah tradisi yang sakral...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa, kalau nanti sudah waktunya. Laksanakan tradisi nyongkolan, dengan itu memperlihatkan kita menjadi orang Sasak..

      Hapus
  8. Kita memang harus melestarikan budaya yang sudah diwariskan leluhur. Dan apapun anggapan ketika orang tidak melaksanakan nyongkolan, menurut saya itu tergantung kepercayaan masing-masing.

    BalasHapus
  9. Artikelnya bagus. Semoga bermanfaat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYAKU CERMINAN JATI DIRIKU