Postingan

Mencintai Budaya Sasak

Gambar
PIAGAM GUMI SASAK : Jati Diri yang Sesungguhnya      Di Nusa Tenggara Barat terdapat tiga suku bangsa yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, yakni Suku Sasak, Samawa, dan Mbojo. Pada tanggal 26 Desember 2015 beberapa tokoh berkumpul untuk mencetuskan sebuah pernyataan sikap yang merupakan peristiwa bersejarah khususnya bagi masyarakat Sasak, karena yang berani menyatakan sikap pada saat itu adalah masyarakat Sasak, yang dikenal dengan istilah "Piagam Gumi Sasak". Harapannya, agar masyarakat Samawa maupun Mbojo akan mencetuskan hal yang sama, namun sampai saat ini belum ada baik dari Samawa maupun Mbojo. Hal ini belum diketahui apakah faktor penyebabnya. Apakah karena tidak ada dukungan dari yang berkepentingan ataupun pemerintah, sampai saat ini belum diketahui faktor penyebabnya.        Pernyataan sikap itu dirumuskan sebab keberangkatan dari kegundahan tentang konsep kebudayaan yang mengarah pada konsep yang salah. Ol...

BUDAYAKU CERMINAN JATI DIRIKU

Gambar
JARAN KAMPUT Gambar di atas diambil pada hari Senin, 6 November 2017 di Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Gambar tersebut merupakan bentuk tradisi dan kebudayaan Masyarakat Suku Sasak yang disimpan dan  diabadikan di Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tradisi Jaran Kamput dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak  karena keunikannya dan kesakralannya. Jaran Kamput artinya kuda tunggangan yang dimanifestasikan dalam bentuk kuda-kudaan yang terbuat dari kayu yang bentuknya menyerupai mahluk aneh atau ogoh-ogoh, bahkan bentuknya seperti singa, naga dan lain sebagainya.  Jaran Kamput biasanya ditunggangi oleh anak laki-laki menjelang dikhitan, dan diiringi dengan musik tradisional seperti, gendang beleq. Jaran Kamput tidak hanya digunakan pada acara khitanan saja tetapi juga digunakan pada acara nyongkolan,  menyambut tamu agung baik Bupati maupun Gubernur yang berkunjung ke desa-desa menyambangi masyarakatnya dan meresmikan proyek atau acara ngawin...

Budaya yang tak pernah usai

Gambar
ORANG SASAK PASTI MELAKSANAKAN ADAT NYONGKOLAN                Sejak manusia lahir di dunia, dalam langkah dan tindakannya sehari-hari secara naluriah, menimbulkan kebiasaan yang kemudian dalam perkembangannya menjadi adat kebiasaan, teradat dan menjadi adat. Dengan kata lain, timbulnya suatu adat adalah dari kebiasaan sehari-hari lalu menjadi tradisi yang didukung oleh falsafah yang menguntungkan dan memb awa kepuasan. Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Prosesi Nyongkolan ini dilakukan setelah dilaksanakannya prosesi yang disebut Sorong Serah Aji Krama, yang merupakan prosesi terpenting dari seluruh rangkaian adat perkawinan suku Sasak. Prosesi ini dapat dipersamakan dengan "sidang majelis adat". Dari sudut pandang adat Sasak, Sorong Serah merupakan peng-absah-an suatu perkawinan, agar para pengantin memperoleh hak-haknya secara ada...